jalanan adalah tempat mencari nafkah kami
halte adalah tempat berteduh dari hujan dan panasnya mentari
trotoar adalah tempat bermain kanak kanak kami
emperan toko adalah tempat istirahat menanti pagi
hidup sangatlah keras kawan
tiada belas kasihan
namun tak ada salam perpisahan
semua bagai kertas putih yang tertumpah
mana rasa kemanusiaan
dimana pemerintahan
kemana orang yang berkampanye menjanjikan kesejahteraan
kemanakah perginya wakil rakyat pujaan
kehidupan liar kami ternyata tak sekotor para abdi kita
kehidupan saling tipu menipu bermuslihat
seakan tak pernah habis di sikat
sungguh memilukan
***21-2-10***
Senin, 29 Maret 2010
PUISI
0 Response to "kehidupan liar di beranda kota"
Posting Komentar