Siang itu pusat perbelanjaan disesaki pengunjung.Di pojok ruang terdapat bioskop yang tak kalah penuh pengunjung.Terlihat seorang wanita berdiri sambil membaca buku bersandar di dinding.Dengan pakaian sederhana kaos yang terlihat kebesaran dan jeans belel.Dina memang seorang yang santai dan sederhana jauh dari kesan mewah, Dina sedang menunggu suaminya yang sedang membeli tiket bioskop.seorang lelaki muda menghampirinya
“ kamu cinta ya ?” Kata pemuda itu rasa penasaran
Dina terdiam hanya memandang lelaki itu lalu tersenyum kecil
“kamu cinta ‘kan ? kata pemuda itu mengulangi pertanyaannya masih penasaran
Sekali lagi Dina tetap terdiam tak menjawab apa apa.
“maaf saya salah mengenali,saya kira anda salah satu friendlist saya di fesbuk.”katanya
Lalu berlalu.Dina tetap terdiam memandang pemuda itu.
Tito suami dina mendekatinya sambil memandang pemuda itu dengan rasa inngin tahu
”ada apa say?” kata Tito
“tidak ada apa apa.dia bilang aku salah satu friendlistnya di fb.” balas Dina pendek
“friendlismu terlalu banyak membuatmu seperti artis di dunia maya.”goda Tito
“ah sudah kubuat privat tak semua orang bisa lihat aku dan tulisanku.”sanggah Dina.
“masalahnya kau ini terlalu puitis sayang.”
Mereka tertawa bersama.jam pertunjukan di mulai mereka melupakan pemuda itu.
***
Saat jam pertunjukan usai Dina dan Tito keluar bersamaan pengunjung lain pemuda itu telah menunggu di depan pintu masuk bioskop.menunggu mereka.
“Mba, maaf rasanya saya benar lihatlah.” Kata pemuda itu dengan sopan sambil menyodorkan telepon genggam.
Tito menerima telepon genggam itu lalu tersenyum sambil memandang Dina
Dina terdiam memandang fotonya di telepon genggam pemuda itu lalu tersenyum kecil.
“Maaf mba jika saya bukan friendlist mba mungkin saya tidak bisa menunjukkan foto ini.” Kata pemuda itu
“Saya mengerti.” Ujar Tito pada pemuda itu
Pemuda itu memperkenalkan diri sebagai Ari.Tito mengundang Ari untuk ikut makan bersama mereka tanpa basa basi Ari mengiyakan undangan dan mereka makan di sebuah restoran siap saji di dekat bioskop itu.
“Saya sangat sukadengan status status yang mba tulis di fb sangat puitis,indah sekali.saya sering membaca notes notes mba isinya indah sekali puisi religi pun sangat religius.” kataAri.
“Terima kasih.” Kata Dian pendek sambil tersenyum.
“Maaf ada yang salah dengan kata kata saya?” kata Ari sambil memandang Dina dan Tito.
“Tidak ada itu benar sekali saya pun kagum dengan sajak sajaknya.” kataTito
Tak lama kemudian Ari dan Tito telah membicarakan banyak hal sesekali Dian tersenyum dan mengucap “ ya ”.Dian memang tak banyak bicara setiap orang menggangapnya sombong karena sifat diamnya namun Dian tak merasa terganggu dengan setiap perkataan orang yang mencapnya.Setiap orang punya hak untuk berbicara dan setiap orang juga punya hak untuk diam,diam adalah emas begitu prinsip yang Dian pegang dalam hidupnya.
“Aku tak perlu mengatakan apa pendapatku pada orang kalian boleh bicara apa saja aku mendengarkan tapi jangan pernah berharap aku akan berbicara apa lagi mengenai hal yang tidak penting ungkap Dian suatu hari pada Tito.
Tito hanya terdiam tak mengerti begitukah wataknya atau Dian memang tak tahu harus berkata apa. Dengan sabar Tito mengorek watak Dian walau pun membutuhkan waktu lama untuk mengerti.Kini Tito tahu Dian bukan seorang yang tak ingin mengatakan apa apa namun sering kali di sebabkan karena Dian memang tak tahu harus berkata apa.
*** 5-9-2010 ***
Selasa, 05 Oktober 2010
CERPEN
0 Response to "bukan karena sombong"
Posting Komentar