cerpen ratu pantai

Malam tahun baru adalah malam yang kami tunggu tunggu.kami berencana pergi ke Pelabuhan ratu untuk menghabiskan malam tahun baru disana.Kebetulan aku juga belum pernah pergi ke sana.Ketika teman temanku mengajakku ke Pelabuhan ratu aku mengiyakan.Sehari sebelum tahun baru kami sudah bersiap siap pergi,karena kami tak mau kehabisan kamar.Siang hari aku dan beberapa temanku meluncur ke sana dengan menggunakan mobil pribadi milik Seno, jalanan belum terlalu padat.beberapa jam kemudian tibalah kami ke tujuan.Kulihat dari kaca mobil langit sore membayangi langit yang biru terlihat cantik di ujung laut.Sambil mencari hotel yang bagus kami berjalan mengelilingi pantai.Setelah dua jam kami mengelilingi pantai kami tiba di sebuah hotel kecil yang terlihat asri dengan kamar kamar yang berjajar seperti kos kosan dengan restoran dan sebuah diskotik kecil di depan jalan.Memasuki hotel itu kulihat semua kamar mempunyai nomer tiga belas yang membedakan hanyalah huruf disisinya.Menjelang magrib kami masuk dalam sebuah kamar tidak besar tapi bergaya mewah dengan lukisan ratu selatan di dinding dan dua buah tempat tidur besar dan kecil.Kami menyewa dua buah kamar untuk kami berempat.


Setelah membersihkan diri kami bertemu lagi untuk makan malam dan untuk pesta tahun baru tentunya.Tak ada yang istimewa disini hanya orang orang yang berkumpul di pinggir pantai sambil berpesta dengan suara alunan musik yang hinggar binggar.kami memandangi orang orang yang berlalu lalang sambil menikmati dinginnya angin malam dan debur ombak.Setelah melihat suasana restoran dan diskotiknya akhirnya kami memutuskan untuk makan malam di teras kamar.Hingga tengah malam kami masih saja betah duduk duduk di teras.Tahun baru disini tak seperti dalam bayanganku tak semarak Jakarta pikirku kecewa hanya sekumpulan orang orang yang sedang berpesta pora.Lewat tengah malam aku mulai masuk kamar,teman temanku mereka masih asyik di luar.Karena penuh dengan keributan aku tak bisa memejamkan mata dan aku masih sendiri di kamar itu dalam ruanganyang gelap aku termenung sendiri berpikir apa yang orang orang kerjakan di luar dan apa yang mereka tertawakan..Termenung sendiri pikiranku melayang entah kemana tak menentu.

Diruang temaram pikiranku terasa kosong hampa aku bahkan lupa dengan keberadaan diriku tak ada lagi suara tawa atau hinggar binggar musik yang memekakkan telinga.Hinggaku sadari seseorang menjerit memanggil namaku.Aku terbangun seolah seperti mimpi semua temanku sudah ada di hadapanku saling berpandangan.

“Ada apaan sih?” Kataku bertanya bingung meminta penjelasan.

“Ada apa?” Temanku Seto malah balik bertanya.

“Ya, ada apa? Aku lagi tidur enak enak di bangunin.” Kataku mengeluh.


“Jadi kau tidur?” Katanya tak mengerti sambil berpandangan satu sama lain.

“Ya,lantas kenapa menjerit depan muka aku?” Kataku meminta penjelasan.

“Tadi kulihat banyak asap di sini.Lalu aku masuk ku pikir ada yang terbakar lagi pun kutengok mata kau terbuka kupikir kau kenapa napa.” Kata Seto memberi penjelasan.

“Asap? Asap apa?” kataku heran.

“Entahlah.” Katanya bingung.

“Ah kau nih mengada ada mana mungkinlah ada asap aku tak merokok,aku sedang tidur.”Kataku berharap mereka tidak mencoba menakut nakuti.

“Terserah kaulah,lagi pun mana kutahu kau sedang pulas begitu,disini gelap.” Kata seto

“Gemana dengan asap itu asap apa yah?” Kata Siti bertanya tanpa ada yang menjawab.

Akhirnya malam itu kami tak tidur tapi membahas tentang masalah itu aku yang tak tahu apa apa hanya mendengarkan saja.Setelah pembahasan setelesai barulah ku ketahui salah seorang temanku melihat ada asap di kamar dari pintu di dalam kamar keadaan gelap menjadikan asap itu sangat terlihat putih.Ketika mereka masuk mereka melihat mataku terbuka diam tak bergerak mereka pikir aku seperti kerasukan,aku tertawa lebar mendengar kecemasan mereka.Walau pun begitu dalam hati mencerna kata kata mereka dan berpikir tentang suara hinggar binggar di luar yang hilang tadi.Mungkinkah semua itu berhubungan? Pikirku bertanya tanya sendiri.Namun aku enggan mengatakan tentang suara yang hilang itu,takut menambah kecemasan mereka.

Menjelang subuh kami bubar untuk tidur.Malam yang aneh pikirku sambil menarik selimut kemudian tertidur.tanpa mengatakan apa apa pada teman sekamarku.yang kulihat sedang menggapai korannya.

Aku terbangun ketika matahari sudah agak tinggi ku lihat Siti masih tertidur pulas dan Seto sedang membaca Koran di teras.Aku menyapanya.

“Alamak macam orang kaya saja kau ini,pagi pagi baca koran segala.”Sapaku menggodanya

“Yah harus beginilah agar nanti kaya tak kaget lagi.” Guraunya.

Aku tersenyum menanggapi sambil menatap laut yang terlihat biru.Seumur hidup baru kali inilah aku memandang laut ketika habis bangun tidur,laut selatan benakku berkata lalu teringat kejadian semalam.Sambil berjalan masuk ke dalam aku melihat temanku Siti sedang duduk di tempat tidurnya aku tersenyum padanya sambil menuju ke kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi aku melihat sekeliling kamar terlihat kosong seperti tak pernah di huni pikirku sambil mengelap rambutku yang basah.tanpa berpikiran apa apa aku berjalan menyeberangi tempat tidur menuju cermin.Cermin hanya tiggal beberapa langkah di hadapanku,langkahku terhenti kulihat ada asap putih mengepul di hadapanku.Aku berdiri terpaku tak tahu apa yang akan ku lakukan hanya berdiri menghadapinya dengan penuh tanda tanya.Asap semakin tebal dan membumbung tinggi hingga melebihi kepalaku.Kemudian berubah menjadi wanita cantik memakai kemben hijau terang tersenyum padaku.Kutatap lekat lekat wanita cantik ini dari atas kebawah takjub dengan kecantikannya dengan hati penuh tanda tanya.Kulihat ia putih bersih memakai kain batik motif Jawa dan kemben berwarna hijau terang dari beludru dan perhiasan berkilau di kepala dan lengannya yang dipakainya.Aku hanya terpikir wanita ini adalah orang kaya tapi kenapa berpakaian seperti orang zaman dulu.

“Dari mana kamu datang?” kataku

Wanita cantik itu tersenyum ramah sambil menunjuk ke arahku dengan tongkatnya.

“Siapa kamu?” Lanjutku lagi

“Kamu akan tahu nanti.” Jawabnya singkat

“Ada apa?” Kataku bingung

“Aku hanya mau bilang mulai sekarang aku akan mengikuti kemana pun kamu pergi saya akan menjaga kamu.” Katanya menjelaskan

“Suatu saat kamu akan melihat saya lagi nanti.” Lanjutnya

“Jaga?Emang ada apa?Kenapa?Disuruh siapa?”Kataku bingung.

Wanita cantik itu hanya tersenyum ramah sambil memainkan tongkatnya.kemudian berubah menjadi asap putih lagi dan berlahan lahan menghilang tanpa jejak.Cermin dihadapanku menyadarkanku kembali dengan cahaya silaunya.Kulihat di cermin aku berdiri terpaku seperti tanpa jiwa.Setelah kesadaranku pulih aku memandang kebawah tempat tidur awal asap itu keluar.Lalu aku duduk di sisi tempat tidur sambil berpikir tempat tidur yang ku tiduri ini dari bawahnya keluar asap dan teringat kejadian semalam.Ya ini pun sama dengan kejadian semalam aku bahkan tak mendengar suara debur ombak atau suara siapa pun di luar kamar hanya saja semalam seno temanku sudah keburu melihat ada asap di kamarku dan panik.Itukah ratu selatan?pikirku tak percaya.

Aku ke teras teman temanku sedang asyik mengobrol sambil tertawa tawa.entah apa yang di tertawakan aku tak tertarik bahkan ketika lenganku ditarik untuk ikut guyonan mereka aku berdiri terpaku di pintu kamar memandang ke laut dan wanita cantik itu ada di sana tersenyum memandangku berdiri diatas kereta kencana dengan empat kuda putihnya terlintas olehku seperti sebuah film suzanna mungkin film itu karena pernah ada yang melihat kejadian ini pikirku.Dan wanita cantik itu menghilang di laut lepas.

Dengan hati gundah aku masuk lagi ke kamar nampak olehku lukisan ratu selatan .Tidak sama pikirku bodoh sekali,mau di tipu mentah mentah,hanya kembennya saja yang sama itu pun warnanya masih berbeda.gumamku.Seno masuk ke kamar dan aku pura pura mencari sesuatu.

“Ada apa de?” Kata Seno

“Ndak ada apa apa.” Jawabku singkat

“Kulihat kau pucat sekali,kau sakit?” Katanya lagi

“Aku tak apa apa.aku lupa belum sisir rambutku bang,makanya aku masuk lagi” Kataku sambil tertawa mencoba menyembunyikan.

Siang hari kami kembali ke Jakarta dibenakku. semua kejadian di pantai selatan itu benar benar membuat hatiku gundah.penuh tanda tanya ada apa gerangan di balik semua kejadian ini benar benar tak dapat ku mengerti dan pada siapa aku harus bertanya aku tak tahu.Kusimpan rahasia itu rapat rapat tak ada siapa pun yang tahu tentang kejadian itu.Kusimpan untukku sendiri tak dapat kulupakan peristiwa besar itu.Wanita cantik itu tetap terbayang selama bertahun tahun tak dapat kuhapus dari ingatanku hingga kini.Setiap lukisan lukisan dan wanita wanita yang ku temui aku bandingkan dengan wajahnya tapi tak seorang pun yang mirip.Wajah ayu khas Indonesia memancarkan keagungan tersendiri tak bisa kuungkap dengan kata kata terlalu cantik dibanding wanita wanita pada umumnya.

Tujuh tahun kemudian aku pergi ke Yogjakarta bersama suami dan anakku.Kami pergi untuk tahun baru disana dan mengunjungi pantainya setelah tahun baru.Ketika baru mencapai pantai seperti ada yang memanggilku dari arah batu karang besar.Aku tak mengindahkannya aku hanya melihat laut dan mendengar rengekan anakku meminta berenang di laut saat itulah aku melihatnya sama seperti yang kulihat di pantai selatan itu ,ratu selatan berdiri di atas kereta kencana dengan dua kuda putihnya sedang berada di laut melayang seperti berada diatas tanah datar bukan di laut aku terpana tak terdengar lagi rengekan anakku atau suara orang orang disekitarku semua suara itu menghilang bahkan kali ini bersama dengan wujudnya.Aku merasa hanya berdua dengan ratu nun jauh di tengah laut sambil tersenyum ramah padaku dan menghilang di balik bukit karang besar di pantai itu.Suara itu tetap memanggilku seakan memintaku untuk menuju karang besar itu,tak terasa kakiku sudah melangkah jauh meninggalkan suami dan anakku di belakang sana. Didepan karang besar itu aku berdiri terpaku lalu menyadari apa yang telah terjadi .Kutengok di ke bawah dimana ku lihat anakku berdiri tadi tak ada suamiku pun tak ada disampingku,aku melihat kesana kemari untuk mencari mereka ternyata mereka berada jauh dari tempatku berdiri.Sedangkan suara itu masih tetap terdengar memanggilku.Aku meninggalkan karang besar itu dan kembali ke tempat semula seperti tak ada apa apa.Suamiku memperhatikan aku lalu bertanya

“Ada apa mah?” kata suamiku

“Tidak ada apa apa.Cuma mau lihat batu karang itu.” Jawabku enggan untuk bercerita.

Mataku masih tetap tertuju pada batu karang besar di hadapanku.Saat ku lihat puncaknya kulihat sang ratu berdiri anggun di sana tersenyum diatas kereta kencananya.Aku terkesima pikiranku melayang jauh beberapa waktu silam teringat senyumnya yang ramah.Sayang tak lama aku melihatnya ia turun seakan terbang dengan kereta kencananya aku memandang takjub laut atau udara seperti tanah datar baginya,dan kembali ke laut sambil memandangku dan berkata sampai lain waktu.Aku hanya tersenyum seperti tersenyum pada laut dalam hati aku bertanya inikah yang ia bilang akan bertemu lagi?tak bisa kupercaya kejadian ini.Sampai jumpa berarti akan bertemu lagi, kapan lagi akan bertemu dan dimana aku benar benar bingung dibuatnya.Hingga aku pulang ke Jakarta pikiran itu masih melekat erat di otakku hingga bertahun tahun lamanya.

Kini aku sadari ratu hanyalah alam gaib yang kebetulan menampakkan wujudnya padaku.Aku berdoa pada Allah semoga aku bisa hidup di alamku sendiri tanpa ada hal hal gaib yang membuatku bingung atau membuatku menjadi syirik karenanya.Kini kuanggap semua itu adalah godaan untuk imanku apalah jadinya jika aku mempercayai ucapannya bukankah aku sudah menduakan Allah?Menjagaku dari apa?Biarlah Allah yang menjaga diriku.Allah yang telah menghidupkan dan kelak mematikan aku nanti.Memberiku pelajaran tentang alam gaib yang kelak akan kuwariskan pada anak cucuku untuk pembelajaran keimanan mereka nanti.

subhanallohii adzim la illa haillaah laa haula wala kuata illa billah inna lillahi wa inna lillahi rojiun....

***7-3-10***

0 Response to "cerpen ratu pantai"

wdcfawqafwef