“ Hallo cantik,” terdengar suara dari seberang sana
“ Hai, ada apa ya? ” kataku membalas sapaannya.
“Kita jalan yuk.” Balasnya lagi
“Mau kemana? ” kataku
“ kita jalan jalan aja.” Jawabnya enteng
“ Kapan? Kemana? Sama siapa? ” Kataku memberondong pertanyaan padanya
“ kita aja., aku jemput ya? ” lalu telepon terputus tanpa menunggu jawaban dariku.
Satu jam kemudian Cici datang ke rumahku.dari jendela kamar aku melihat Cici tak datang sendiri ia datang bersama laki laki tampan aku hanya bisa bergumam iri melihat mereka.Aku langsung keluar kamar ketika mereka telah masuk rumah,sedikit terkejut melihat teman Cici aku telah mengenalnya tapi tak menyangka ia mau di ajak jalan Cici.
“ Hai kamu sudah kenal ‘kan? Sapa Cici padaku
Laki laki tampan itu Andre,Cici pernah membawanya ke rumah dan mengenalkan kami.Waktu itu Cici hanya tersenyum senyum menggodaku.Mencoba membuatku iri padanya.
“ Ya.” Kataku pendek
“ Jadi kita jalan?” Kataku lagi.
Cici hanya mengangguk kepala sambil tersenyum simpul sambil melirikku.Aku hanya diam saja tak mengerti namun perasaan iri masih melekat.
“ Ayo kalau begitu.Langsung saja biar ga kelamaan di rumah.” Ucap Cici sambil mengandeng Andre.
Aku hanya bisa tersenyum melihat keakraban mereka.Tanpa membuang waktu lagi kami pergi, bertiga tanpa banyak bercerita tentang pribadi hanya canda gurau mengiringi sampai kami ke tempat tujuan.Pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta Selatan ini.Beberapa waktu berlalu tawa canda telah membuat aku dan Andre akrab.
“Kita ke mall depan yuk?” Tiba tiba Cici mengusulkan
“ boleh,yuk.” Kataku
Kami berjalan berjajar gelak tawa masih memenuhi obrolan kami tiba tiba ponsel Cici berbunyi ia berhenti sejenak sedangkan aku dan Andre tetap berjalan, meninggalkannya..Beberapa waktu kemudian Cici menyusul kami dan berbisik pada Andre dengan jengah aku berpaling berpura pura melihat sesuatu yang menarik perhatianku.
Seseorang dari belakang mengamit lenganku aku terkejut lalu mendorongnya tanpa terlebih dahulu memandangnya.
“Duh galak banget ! “ ujar Andre sambil memegang dadanya
Aku terkejut buru buru mendekati dan meminta maaf padanya.
“Maaf aku kira orang lain.” Ucapku
“Refleks yang bagus.” Kata Andre sambil tersenyum.
“maaf, aku kira orang lain aku tak menyangka kamu yang memegang tanganku, di tempat seperti ini kita tetap harus waspada walau pun kita tak membawa uang banyak.” Kataku memberi alasan.
Andre tetap tersenyum lalu bergaya lucu agar aku tertawa melupakan peristiwa itu membuatku tertawa geli.
“kita makan dulu yuk?” Ajak Andre
Aku hanya tersenyum mengiyakan perasaan tidak enak masih menggelayuti.
“Ayolah untuk melunasi rasa tidak enakmu kamu traktir aku ya?” Ucap Andre
“ Baiklah.”Aku tersenyum masih tertunduk malu.
Andre tetap mencoba mencoba memecahkan kekakuan di antara kami dengan bercerita tentang dirinya dan keluarganya.Kami sampai di sebuah restorant siap saji.Saat itulah baru kusadari Cici tidak lagi bersama kami.Aku menoleh mencarinya celingukan seperti orang bodoh sedangkan Andre hanya tersenyum kecil.
“Kemana Cici?” tanyaku pada Andre
“Dia sudah pergi.” Jawab andre pelan.
“Pergi? Pergi kemana? Kapan perginya?” kataku bertubi tubi
“Tadi waktu terima telepon dia bilang ada urusan penting jadi dia harus meninggalkan kita.” Andre menjelaskan
“Ih jahat banget ga bilang bilang aku dulu.” Kataku
“Cici terburu buru.Lagi pun kamu tadi langsung jalan aja.” Jelas Andre lagi
“Begitu ya?” kataku pendek sambil merogoh tas mencari handphone
“Biarkan saja dia.” Kata Andre sambil memegang tanganku agar aku berhenti mencari handphone.
Aku tersenyum kecut dan berpikir bahwa Andre dan Cici telah membodohi diriku.Sejak itu aku dan andre semakin akrab rupanya Cici menjadi mak comblang.
***21-7-2010***
Rabu, 21 Juli 2010
CERPEN
0 Response to "mak comblang"
Posting Komentar