Pagi yang sibuk.semua orang sibuk.sebab minggu ini aku akan menikah.bapakku dari suku Betawi keturunan,ibuku dari suku jawa.rasanya sudah menjadi adat menyiapkan segala sesuatu jauh jauh hari sebelumnya.aku tersenyum kecut melihat semua orang sibuk,padahal aku merasa biasa saja tak ada yang istimewa karena hanya perhelatan biasa.seminggu sebelum pernikahan setiap hari orang tuaku sudah memasak banyak untuk menyambut saudara saudara yang datang dari jauh.semuanya sudah tercatat rapi dalam buku apa yang kami harus lakukan untuk menyambut hari h itu.walhasil semuanya sempurna karena aku adalah yang pertama menikah dikeluarga ini.walaupun aku anak ke tiga sebab aku adalah anak perempuan pertama di keluarga ini saudara yang diatasku adalah abang yang belum siap untuk menikah.
Dihari pertama dapur di penuhi oleh saudara saudara yang memiliki rumah dekat kami yang datang.uwa,encang,encing dan misan semua kumpul jadi satu memasak di dapur kompak di iringi gelak canda seakan tiada merasakan letih dari pagi buta sudah di dapur.aku ke kamar mandi dan mengintip mereka.tapi mereka mengusirku dan ada yang mengomel mengatakan tentang larangan,yang sebenarnya tak masuk akal bagiku.begitulah setiap hari sampai menuju hari h.
Semua keluargaku sibuk tak ada yang sempat untuk berleha leha dan seakan melupakan aku akhirnya aku pergi ke pertokoan.pertokoan besar di Jakarta selatan ini blok m.pergi untuk melupakan sejenak kesibukan di rumah.pergi sendiri karena untuk meminta pacar menemani juga tidak boleh.di blok m ini terkenal dengan tongkrongan anak anak mudanya.aku berjalan ke tempat dimana teman temanku biasa berada nongkrong adalah kata yang biasa kudengar di telinga karena aku adalah anak tongkrongan di tempat itu tapi itu sudah bertahun tahun lalu.beberpa jam menghabiskan waktu bersama teman teman kemudian aku mengalihkan diri ke pertokoan untuk berbelanja kebutuhanku nanti.setelah semua lengkap aku pulang dan di rumah masih dalam keadaan yang sama.dan ini kulakukan sampai tiga sebelum hari h.
Tiga hari sebelum hari h aku harus mutih kata ibuku lalu kulakukan ajaib semua makanan dari berbagai rasa di rumah ini tak boleh ku sentuh.oh sengsaranya aku mengeluh pada ibuku badanku akan kurus pada hari h nanti,ibuku hanya tersenyum adikku berkelakar setidaknya baju pengantinnya akan kedodoran sedikit bukan kekecilan.aku juga di haruskan mandi dengan air kembang agar wangi bau tubuhku belum lagi harus memakai lulur dan segala macamnya yang baru ku ketahui hari itu.semua saudara handai taulan dan teman teman keluarga bergantian datang.
Malam jum’at setelah sholat isya di adakan syukuran bersama tetangga dan tepat tengah malam mengadakan acara bersama saudara saudara tarian dan nyanyian bernuansa Arab.menyalakan kembang,petasan dan beberapa obor khas adat suku kami.untunglah rumah kami di pemukiman arab betawi jadi tak ada yang terganggu karenanya dan memaklumi.ah semuanya bagai menyatu dalam kesatuan satu keturunan.semuanya tertawa bergembira.berpesta pora.
Esoknya hari yang di tunggu tunggu telah tiba.semua telah mempersiapkan segalanya kecuali orang salon yang tidak tahu keinginanku untuk menghias wajahku sendiri.setelah di runding dengan ibuku akhirnya ditemukan kesepakatan aku akan berhias dua kali dan ibuku yang akan menilai riasan siapa yang lebih cantik.aku berdandan dua kali untuk penilaian pertama dari orang salon setelah dibersihkan kemudian aku berhias sendiri tentu saja dengan make up yang kupunya sendiri.setelah di nilai akhirnya ibuku mengatakan hiasanku lebih baik setelah itu kami bersiap pergi ke penghulu.aku menikah di kantor kua karena beberapa alasan lagi pula setelah acara syukuran semalam rumah kami masih seperti kapal pecah hingga pagi tadi kami pergi.calon pengantin laki laki sudah menunggu kami di gerbang kantor wajahnya cemberut karena keterlambatan kami.acaranya dimulai pukul sepuluh siang.melewati acara yang panjang jam dua belas lewat usai kami bersama rombongan pun menuju rumah orang tua saya.
Sekali lagi mengadakan syukuran di sana sampai empat hari lagi.tentu saja dengan syukuran khas kami tarian dan nyanyian khas kami.seakan akan tak mempedulikan suamiku yang dari suku lain.aku hanya tersenyum memandangnya dan mengatakan inilah kami,inilah adat kami.hingga sekarang pun aku masih merindukan syukuran itu.sungguh menyenangkan aku merasa seakan bukan dari kalangan bawah dan bukan berada di Jakarta.sayangnya itu hanya ada jika dari suku kami menikah.dendang yang membawaku seakan terbang ke tempat nenek moyangku tinggal dahulu sebelum menjejakkan kaki ke tanah Jawa ini.ah sungguh kurindukan dendang dendang itu.
Esoknya adalah pesta undangan di sebuah gedung kecil lengkap dengan pesta adat dari Jawa tengah.Suara gending mengalun merdu di tengah tengah pernikahan kami seperti sedang berada di Jogjakarta pikirku.
Indonesiaku
Sabtu, 17 April 2010
CERPEN
0 Response to "Cerpen Pernikahanku"
Posting Komentar